PANDUAN RINGKAS TENTANG SUJUD SAHWI DALAM SHALAT

APA YANG DIKATAKAN ORANG MURTAD YANG INGIN MASUK ISLAM KEMBALI? PANDUAN RINGKAS TENTANG SUJUD SAHWI DALAM SHALAT

JAKARTA – Sujud sahwi dalam shalat adalah salah satu bentuk rahmat Allah yang disyariatkan untuk menutupi kekurangan dan kesalahan yang terjadi tanpa sengaja. Dalam praktik shalat, tidak jarang seseorang lupa menambah, mengurangi, atau ragu terhadap rakaatnya. Maka, Islam memberikan solusi praktis agar ibadah tetap sah dan sempurna meskipun ada kekhilafan.

Segala puji hanya milik Allah, shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah ﷺ. Amma ba’du:

Makna dan Hukum Disyariatkannya Sujud Sahwi

Di antara rahmat Allah kepada hamba-hamba-Nya, dan termasuk kesempurnaan agama Islam, adalah disyariatkannya cara untuk menutupi kekurangan dan kesalahan yang tidak disengaja dalam ibadah.

Karena manusia tidak mampu melaksanakan ibadah secara sempurna tanpa cela, maka Allah memberikan jalan untuk menambal kekurangan tersebut—baik dengan ibadah sunnah, istighfar, dan lainnya.

Salah satu bentuk penutup kekurangan dalam shalat adalah sujud sahwi. Namun, penting untuk diketahui bahwa sujud sahwi tidak disyariatkan untuk setiap kekurangan, melainkan hanya untuk hal-hal tertentu saja.

Sebab-Sebab Sujud Sahwi

Syaikh Muhammad bin Shalih Al-‘Utsaimin رحمه الله menjelaskan bahwa secara umum, sujud sahwi disyariatkan karena tiga hal:

  • Penambahan (الزيادة)
  • Pengurangan (النقص)
  • Keraguan (الشك)

1. Contoh Penambahan dalam Shalat

Penambahan seperti melakukan rukuk, sujud, berdiri, atau duduk lebih dari yang seharusnya.

  • Jika dilakukan dengan sengaja, maka shalat menjadi batal, karena dilakukan tidak sesuai dengan tuntunan syariat. Nabi ﷺ bersabda:

من عمل عملاً ليس عليه أمرنا فهو رد

“Barang siapa mengerjakan suatu amalan yang tidak ada perintah dari kami, maka amalan itu tertolak.”
(HR. Muslim no. 1718)

  • Jika dilakukan karena lupa, maka shalat tetap sah, namun sujud sahwi dilakukan setelah salam.

Dalilnya:

Hadis Ibnu Mas’ud bahwa Nabi ﷺ pernah shalat lima rakaat. Setelah dikatakan bahwa beliau shalat lima rakaat, beliau sujud sahwi setelahnya. (HR. Bukhari no. 404, Muslim no. 572)

2. Contoh Pengurangan dalam Shalat

Jika yang dikurangi adalah rukun:

  • Jika diingat sebelum masuk ke posisi yang sama pada rakaat berikutnya, maka wajib kembali ke rukun tersebut dan melanjutkan shalat, lalu sujud sahwi setelah salam.

Contoh: Lupa sujud kedua di rakaat pertama dan baru ingat saat membaca Al-Fatihah. Maka dia kembali sujud kedua, lanjutkan rakaat seperti biasa, dan sujud sahwi setelah salam.

  • Jika baru ingat saat berada di posisi yang sama di rakaat berikutnya, maka rakaat sebelumnya dianggap batal, dan rakaat sekarang menggantikannya. Dia lanjutkan shalat dan tambahkan satu rakaat di akhir, lalu sujud sahwi setelah salam.

Jika yang dikurangi adalah wajib shalat:

  • Seperti lupa bacaan Subhana Rabbiyal A‘la saat sujud, dan baru ingat setelah bangkit. Maka tidak perlu mengulang, cukup lanjutkan shalat dan sujud sahwi sebelum salam.

Ini berdasar perbuatan Nabi ﷺ ketika lupa membaca tasyahhud awal, beliau tidak kembali, namun sujud sahwi sebelum salam.

3. Contoh Keraguan (الشك) dalam Shalat

Keraguan adalah kondisi ketika seseorang ragu antara dua hal, seperti tidak yakin apakah sudah shalat tiga rakaat atau empat rakaat.

Terdapat dua keadaan:

Jika salah satu kemungkinan lebih meyakinkan:

  • Maka ikuti yang lebih kuat menurut sangkaan kuatnya, lanjutkan shalat, dan sujud sahwi setelah salam.

Contoh: Ragu antara rakaat ketiga dan keempat, namun merasa lebih yakin itu rakaat ketiga → maka anggap sebagai ketiga, lanjutkan satu rakaat lagi, salam, dan sujud sahwi setelahnya.

Jika tidak ada yang lebih meyakinkan:

  • Maka bangun di atas keyakinan, yaitu jumlah yang paling sedikit, dan sujud sahwi sebelum salam.

Contoh: Ragu antara rakaat ketiga atau keempat, dan tidak bisa membedakan → anggap sebagai rakaat ketiga, tambah satu rakaat, lalu sujud sahwi sebelum salam.

Kapan Sujud Sahwi Dilakukan?

Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan:

Sujud sahwi dilakukan sebelum salam apabila:

  • Meninggalkan wajib shalat
  • Terjadi keraguan tanpa ada dugaan kuat

Sujud sahwi dilakukan setelah salam apabila:

  • Terjadi penambahan dalam shalat
  • Ada keraguan dengan dugaan yang lebih kuat

Wallahu a‘lam.

Ditulis Oleh: Abu Utsman Surya Huda Aprila
Referensi: Majmu‘ Fatawa Syaikh Ibn ‘Utsaimin, jilid 14, hlm. 14–16

Related Posts

  • All Post
  • Doa-Doa
  • Kajian Islam
  • Khotbah Jumat
  • Muamala
  • Tanya Ulama
    •   Back
    • Akhlak
    • Fiqih
    • Hadis
    • Sirah Sahabat
    • Tafsir
    • Umum
    •   Back
    • Allah
    • Malaikat
    • Kitab
    • Rasul
    • Hari kiamat
    • Takdir
    •   Back
    • Sholat
    • Zakat
    • Puasa
    • Haji (Umrah)
    •   Back
    • Rukun Islam
    • Rukun Iman
    • Umum
    • Sholat
    • Zakat
    • Puasa
    • Haji (Umrah)
    • Allah
    • Malaikat
    • Kitab
    • Rasul
    • Hari kiamat
    • Takdir
Edit Template

Yuk Subscribe Kajian Sunnah

You have been successfully Subscribed! Ops! Something went wrong, please try again.

Popular Posts

No Posts Found!

Trending Posts

No Posts Found!

© 2024 Kajiansunnah.co.id